Setelah Dipermak PSG, Xabi Alonso Minta Gelandang Baru, tapi Direksi Real Madrid Bilang Tidak?

Real Madrid memulai era baru di bawah kepemimpinan Xabi Alonso, namun awal pramusim mereka berjalan tidak mulus. Kekalahan telak dari Paris Saint-Germain dalam laga uji coba baru-baru ini memunculkan berbagai pertanyaan, terutama terkait komposisi lini tengah yang dinilai rapuh. Xabi Alonso pun dikabarkan langsung mengajukan permintaan kepada manajemen klub untuk merekrut satu gelandang tambahan. Namun sayangnya, respons dari jajaran direksi Madrid tidak sesuai harapan.

Kekalahan yang Membuka Mata

Dalam pertandingan pramusim yang berlangsung di Amerika Serikat, Real Madrid dihantam PSG dengan skor yang cukup mencolok. Meski hanya bertajuk laga uji coba, kekalahan ini tetap menyisakan kekecewaan mendalam. Terutama karena lini tengah Los Blancos terlihat tidak mampu mengimbangi kreativitas dan kecepatan lawan. Absennya beberapa nama senior seperti Luka Modrić dan Toni Kroos—yang telah pensiun dari tim utama—terasa sangat signifikan.

Xabi Alonso, yang sebelumnya sukses besar bersama Bayer Leverkusen, dikabarkan menyampaikan laporan teknis usai laga. Dalam laporan tersebut, ia menyoroti kebutuhan akan gelandang baru yang bisa mengatur tempo permainan dan menjadi jangkar di tengah. Nama seperti Mikel Merino atau bahkan Joshua Kimmich sempat masuk dalam radar pelatih asal Spanyol itu.

Respons Direksi: “Skuad Sudah Lengkap”

Namun menurut laporan dari media-media Spanyol, permintaan tersebut ditanggapi dingin oleh direksi klub. Florentino Pérez dan tim rekrutmennya merasa bahwa skuad saat ini sudah memadai. Mereka berpendapat bahwa kombinasi antara pemain muda seperti Eduardo Camavinga, Aurélien Tchouaméni, dan Federico Valverde sudah cukup menjanjikan. Belum lagi kehadiran Jude Bellingham yang musim lalu tampil impresif.

Pihak manajemen juga dikabarkan ingin memberi kesempatan lebih banyak kepada pemain akademi seperti Nico Paz dan Arda Güler. Fokus utama klub saat ini adalah merapikan struktur finansial dan mempertahankan stabilitas jangka panjang, bukan menambah pembelian pemain di sektor yang dianggap tidak krusial.

Potensi Ketegangan Awal?

Situasi ini memunculkan spekulasi mengenai potensi gesekan antara Alonso dan jajaran direksi, meski sejauh ini semua pihak masih menunjukkan sikap profesional. Beberapa pengamat menilai, jika performa tim tidak kunjung membaik hingga awal musim La Liga, tekanan publik bisa memaksa manajemen untuk berubah pikiran.

Sebagai pelatih muda yang baru memulai babak besar dalam kariernya, Alonso tentu harus pandai memainkan diplomasi internal. Ia dikenal sebagai sosok cerdas dan tenang, namun juga tegas soal visi taktiknya. Jika Real Madrid ingin mendominasi kembali baik di level domestik maupun Eropa, kompromi antara pelatih dan manajemen bisa menjadi kunci utama.

Kesimpulan

Kekalahan dari PSG jelas menjadi sinyal bahaya awal bagi Real Madrid. Xabi Alonso telah melihat celah dan mencoba mengantisipasinya dengan meminta tambahan amunisi di lini tengah. Sayangnya, direksi klub masih bersikukuh bahwa skuad saat ini sudah cukup. Menarik untuk dinantikan apakah keputusan ini akan terbukti bijak atau justru menjadi batu sandungan di musim debut Alonso bersama Los Blancos.

Baca Juga: Luka Modric: Kenangan Terbaik di Real Madrid dan Warisan yang Ingin Ditinggalkan